
PKK RW 14 SEKELOA OLAH MINYAK JELANTAH JADI BERKAH, BERMITRA DENGAN MARKETPLACE UNTUK PERLUAS PASAR
Bandung, Tim pengabdian lintas kampus memantik ekonomi sirkular di RW 14 Sekeloa, Coblong, Kota Bandung, lewat program pelatihan produksi sabun dari minyak jelantah dan pendampingan pemasaran digital. Kegiatan dipimpin Tatik Rohmawati, S.IP., M.Si. (Ketua; Universitas Komputer Indonesia/UNIKOM) bersama anggota Dr. apt. Soraya Riyanti, S.Si., M.Si. (Universitas Jenderal Achmad Yani) dan Tono Hartono, M.Kom. (UNIKOM). Program didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat pada tahun pelaksanaan 2025.
Program menargetkan kelompok PKK RW 14 sebagai mitra utama. Di hulu, warga dilatih mengolah jelantah menjadi sabun padat dengan standar dasar SOP, keselamatan kerja, label komposisi/batch/kedaluwarsa, dan uji mutu praktis. Di hilir, tim memfokuskan pemasaran pada marketplace yang sudah mapan (Shopee, Tokopedia, TikTok), strategi yang memangkas biaya pemeliharaan server dan mempercepat akses pasar. Situs web sederhana hanya difungsikan sebagai company profile dan sarana edukasi, sementara transaksi difokuskan di platform e-commerce.
Secara ekonomi, proyeksi konservatif menunjukkan 1 liter jelantah ≈ 7 batang sabun. Dengan potensi pasokan komunitas, kapasitas produksi bulanan dapat menyentuh ±9.500 batang, setara omzet kotor ±Rp19 juta. Setelah biaya bahan baku dan beban administrasi marketplace (sekitar 3–5% per transaksi), laba bersih diperkirakan ±Rp8–10 juta/bulan, cukup untuk menopang operasional dan menumbuhkan usaha PKK secara berkelanjutan.
Dalam implementasi, tim menyiapkan modul pelatihan terpadu: teknik saponifikasi jelantah, desain kemasan siap kirim, pembuatan listing ramah pencarian (judul berbasis kata kunci, deskripsi jujur, variasi/berat), aktivasi promo & iklan beranggaran kecil, standar layanan pelanggan (template balasan, SLA respons), hingga rencana 30–60–90 hari yang menyatukan target produksi, kalender konten, dan penjualan. Pendampingan juga mencakup konten video pendek dan live shopping agar jangkauan meningkat tanpa biaya besar.
Dari sisi sosial–lingkungan, program mendorong perubahan perilaku pembuangan jelantah, membantu mengurangi sumbatan drainase dan menekan potensi pencemaran tanah/air. Secara akademik, kegiatan ini menyokong IKU-2/IKU-3 (keterlibatan dosen–mahasiswa di luar kampus), sekaligus menyiapkan artikel, poster, video kegiatan, serta publikasi media massa sebagai luaran.
“Keputusan menumpukan transaksi pada marketplace membuat RAB lebih realistis, tidak membebani mitra dengan biaya server atau pemeliharaan teknis pascaprogram,” terang tim pelaksana dalam laporan kemajuan. Pendekatan ini dinilai memastikan dampak yang tuntas dan berlanjut: kapasitas produksi tercapai, kanal distribusi siap pakai, dan metrik kinerja (stok aktif, penjualan bulanan, ulasan bintang 5) dapat dimonitor rutin.